PERINGATAN HARI KEMERDEKAAN REPUBLIK INDONESIA KE-76 TAHUN - PRAMUKA UPR
[DIRGAHAYU REPUBLIK INDONESIA KE-76]
Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh, Syalom, Om Swasiatsu, Namo budaya, Salam Kebajikan.
Salam Pramuka!!!
Segenap Keluarga besar Gugus Depan 19-20 Tunjung Nyaho Universitas Palangka Raya.
Mengucapkan : Dirgahayu Republik Indonesia Ke-76
17 Agustus 1945 - 17 Agustus 2021
"Indonesia Tangguh, Indonesia Tumbuh
________________________________
Kunjungi Linimasa UKM Pramuka UPR
________________________________
Alamat : Jl. Hendrik Timang, Sanggar Pramuka
Website : https://linktr.ee/pramukaupr
E-mail : pramuka1920upr@gmail.com
_________________________________
Narahubung : Rahul MP (0853-9698-9671)
.
.
.
@kemahasiswaan_upr
@dkdkalteng
@kwardakalteng
@pramukahitsindonesia
@igpramuka_indonesia
@pramukaupdate @pramukagantengcantik @pramuka.cantik @pramukakeren @infopramuka @gerakanpramuka @memori.pramuka
.
#hutpramuka60
#haripramuka60
#hutri76
#pramukahitsindonesia
#pramukaindonesia
#galeripramukaindonesia
Proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia terjadi pada tanggal 17 Agustus 1945 pukul 10.00 WIB di Jalan Pegangsaan Timur No. 56 Jakarta Pusat.
Presiden Ke-1 RI Sukarno membacakan teks Proklamasi bersama Mohammad Hatta. Bendera Merah Putih dikibarkan. Informasi mengenai kemerdekaan Republik Indonesia kemudian menyebar ke seluruh pelosok negeri secara berangsur-angsur terutama menggunakan saluran radio.
Peristiwa yang melatarbelakangi Proklamasi Kemerdekaan adalah jatuhnya bom atom di Hiroshima pada 7 Agustus 1945 dan Nagasaki pada 9 Agustus 1945.
Pada hari yang sama dengan jatuhnya bom atom Nagasaki, Jepang, perwakilan Indonesia, yaitu Sukarno, Hatta, dan Radjiman Wedyodiningrat berangkat ke Dalat bertemu Marsekal Terauchi untuk mendapat kabar soal Jepang.
Pada 12 Agustus 1945, Marsekal Terauchi mengabarkan kepada Sukarno, Hatta, dan Radjiman yang masih di Dalat, pemerintah Jepang akan memberikan kemerdekaan kepada Republik Indonesia. Sukarno, Hatta, dan Radjiman kemudian pulang ke Indonesia pada 14 Agustus 1945.
Pada hari yang sama, Sutan Sjahrir, Wikana, dan Darwis mendapatkan informasi dari radio BBC bahwa Jepang secara resmi telah menyerah kepada Sekutu di kapal USS Missouri.
Hal tersebut, kemudian mendorong para golongan muda untuk mendesak Sukarno-Hatta memproklamirkan kemerdekaan. Namun, golongan tua menolak dengan alasan menghindari terjadinya pertumpahan darah dalam peristiwa proklamasi.
Sukarno, Hatta, dan Soebarjo selanjutnya mendatangi kantor Bukafu kediaman Laksamana Muda Maeda (Medan Utara), namun tidak mendapatkan informasi terkait intruksi dari Jepang. Setelah pulang Sukarno dan Hatta mulai mempersiapkan rapat PPKI 16 Agustus 1945.
Pagi harinya, rapat PPKI tidak dapat dilaksanakan lantaran terjadi peristiwa Rengasdengklok, penculikan Sukarno dan Hatta. Peristiwa tersebut dilakukan oleh golongan muda untuk memaksa Sukarno dan Hatta supaya segera memproklamasikan kemerdekaan.
Achmad Subardjo dari golongan tua yang mengetahui penculikan tersebut berinisitif untuk menemui Wikana. Mereka berdua kemudian bersepakat untuk mendeklarasikan kemerdekaan di Jakarta.
Achmad Soebardjo, Sudiro, dan Jusuf Kunto selanjutnya menjemput Sukarno dan Hatta di Rengasdengklok untuk dibawa ke Jakarta.
Di hari yang sama, Sukarno, Hatta, dan Subarjo pergi ke rumah Laksamana Maeda untuk meminta keterangan kalahnya Jepang. Selain itu, mereka juga melakukan perumusan teks proklamasi kemerdekaan dan menginap di rumah Laksamana Maeda.
Beberapa fakta-fakta unik yang terjadi pada peristiwa hari proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia tanggal 17 Agustus 1945 sebagai berikut:
1. Hari yang istimewa
Dikutip dari laman Kebudayaan Kemendikbud, peristiwa proklamasi jatuh pada hari Jumaat bertepatan dengan bulan Ramadhan 1366 H.
2. Jepang berniat merampas foto Proklamasi
Menurut laman ITS, fotografer Ipphos, France Mendoer mengabadikan momen proklamasi kemerdekaan Indonesia. Jepang ingin merampas film foto milik Mendoer.
Mendoer berbohong dan mengatakan jika negatif film sudah diberikan kepada barisan pelopor. Sebenarnya, Mendoer menyembunyikan negatif film foto tersebut di bawah pohon halaman kantor Asia Raja.
3. Palestina mengakui kemerdekaan Indonesia
Pada 6 September 1944, seorang Mufti dari Palestina bernama Syekh Muhammad Amin menyuruh negara-negara Timur Tengah untuk mengakui kemerdekaan Republik Indonesia.
4. Tiang bendera dadakan
Tiang bendera yang digunakan untuk Proklamasi Kemerdekaan merupakan bambu yang disiapkan beberapa saat sebelum acara dimulai.
5. Sukarno Sakit
Dikutip dari laman Antaranews, Sukarno tertidur pulas karena sedang sakit malaria dua jam sebelum dilakukannya pembacaan proklamasi kemerdekaan Indonesia.
6. Upacara sederhana
Proklamasi Kemerdekaan dilaksanakan dengan sederhana tanpa adanya protokol, bahkan tiang bendera hanya ditancapkan pada tanah.
7. Bukan suara asli dan penyebaran sembunyi-sembunyi
Rekaman Proklamasi yang disebarkan ke seluruh penjuru negara, bukan rekaman asli pembacaan Proklamasi, tetapi rekaman ulang Sukarno di RRI Jakarta tahun 1951.
Penyebaran berita kemerdekaan Indonesia dilakukan secara sembunyi-sembunyi oleh Adam Malik melalui perangkat miliki kantor berita Domei.
8. Naskah asli dan naskah ketikan
Naskah asli merupakan hasil tulisan tangan Sukarno tanpa adanya tanda tangan, sedangkan, naskah proklamasi yang sudah ditandatangani adalah hasil ketikan Sayuti Melik.
Fakta lain mengatakan, naskah asli ditemukan oleh seorang wartawan BM Diah di tempat sampah. Naskah tersebut baru dikembalikan kepada negara setelah 46 tahun lamanya.
(Sumber : tirto.id)
Komentar
Posting Komentar