PERINGATAN HARI DEMAM BERDARAH ASEAN - PRAMUKA UPR

[DENGUE FEVER ASEAN DAY]
Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh, Syalom, Om Swasiatsu, Namo budaya, Salam Kebajikan.
Salam Pramuka!!!

Segenap Keluarga besar Gugus Depan 19-20 Tunjung Nyaho Universitas Palangka Raya.
Mengucapkan : Selamat Memperingati Hari Demam Berdarah Asean
15 Juni 2021
________________________________
Kunjungi Linimasa UKM Pramuka UPR
________________________________
Alamat : Jl. Hendrik Timang, Sanggar Pramuka
E-mail : pramuka1920upr@gmail.com
Instagram : @racana1920tnu
SEJARAH, GEJALA, DAN CARA MENCEGAH DBD

Hari Deman Berdarah Dengue ASEAN resmi diperingati sejak 15 Juni 2010. ASEAN Dengue Day (ADD) digagas dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ke-19 di Hanoi, Vietnam, pada 30 Oktober 2010.

Lantas satu tahun berikutnya, tepatnya pada 15 Juni 2011, Indonesia menjadi pelopor peringatan Hari Demam Berdarah Dengue ASEAN.

Adanya Hari Demam Berdarah Dengue (DBD) ASEAN bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan bahaya dari penyakit demam berdarah dengue secara berkelanjutan. Sebab penyakit ini tak sedikit merenggut korban jiwa setiap tahunnya.

Melalui perayaan ini pula, menjadi pengingat agar negara-negara anggota ASEAN bersama-sama melakukan berbagai aktivitas untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pencegahan dan kontrol demam berdarah.

Negara-negara tersebut yakni Brunei Darussalam, Kamboja, Indonesia, Singapura, Laos, Malaysia, Myanmar, Filipina, Singapura, Thailand, dan Vietnam.

World Health Organization (WHO) dalam laporannya berjudul “WHO Global strategy for dengue prevention and control 2012–2020" menyampaikan bahwa sebagian besar negara di Asia Tenggara merupakan endemik DBD.

Melansir laman Dinkes Surakarta, data Kementerian Kesehatan menyebutkan, dari 1 Januari hingga 27 April 2020, ditemukan 49.563 kasus DBD dengan penyebaran terbanyak terjadi di Jawa Barat, Bali, Nusa Tenggara Timur, Lampung, dan Jawa Timur.

DBD merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus dengue. Virus tersebut masuk ke dalam tubuh manusia melalui gigitan nyamuk berjenis Aedes Aegypti dan Aedes Albocpictus. Virus dengue terbagi menjadi 4 jenis yaitu DEN 1, DEN 2, DEN 3 dan DEN 4.

Gejala yang muncul akibat serangan virus ini antara lain demam yang tinggi, hingga munculnya bintik-bintik merah di permukaan kulit.

Ciri-ciri DBD antara lain mual dan muntah, nyeri otot, sakit mata, demam selama 2-7 hari, dan pendarahan seperti mimisan.

Gejala Penyakit Demam Berdarah, terbagi menjadi tiga jenis, yaitu:

1. Gejala demam berdarah klasik

Demam tinggi hingga 400C
Sakit kepala parah
Nyeri pada retro-orbital (bagian belakang mata)
Nyeri ulu hati, otot & sendi
Mual dan muntah
Ruam (muncul setelah demam hari ke-4)
2. Gejala dengue hemorrhagic fever
Meliputi gejala DBD klasik, ditambah :
Kerusakan pada pembuluh darah dan getah bening
Perdarahan dari hidung, gusi, atau di bawah kulit, menyebabkan memar berwarna keunguan
3. Gejala dengue shock syndrome
Meliputi semua gejala demam berdarah klasik dan dengue hemorrhagic fever, ditambah :

Kebocoran di luar pembuluh darah
Perdarahan parah
Shock (tekanan darah sangat rendah)
Segera bawa ke rumah sakit, apabila mengalami tanda/gejala :
Demam tinggi 3 hari terus menerus
Nyeri perut / muntah
Terjadi perdarahan
Tidak enak badan (lesu, mengantuk / kesulitan bernapas)
Nafsu makan / minum buruk
Kedinginan yang ekstrem
Beberapa hal yang bisa dilakukan untuk penanganan penderita DBD ringan / rawat jalan yaitu,
Istirahat di tempat tidur dan kurangi aktivitas
Penggantian cairan
Anak umur 1 tahun atau BB > 10 kg = 1 L / hari.
Anak BB > 40 kg = 2 L / hari
Pastikan anak mengeluarkan cukup air tiap hari
Berikan cairan dengan garam dan gula (cairan rehidrasi oral, air kelapa, sup, kanji, jus buah, dan bubur)
Kompres hangat dapat dilakukan untuk mengendalikan demam
Minum obat yang diberikan tenaga kesehatan secara teratur dan sesuai dosis
Cara Mencegah DBD
Sampai saat ini, DBD masih menjadi masalah kesehatan bagi masyarakat Indonesia. Terlebih, vaksin masih belum ditemukan dan dalam tahap percobaan sebagaimana tertulis dalam Bayer Environmental Science.

Oleh karena itu, Kemenkes mengajak masyarakat Indonesia untuk melakukan aksi pencegahan DBD yang dikenal dengan aksi 3M Plus. Tiga M Plus tersebut antara lain sebagai berikut dilansir dari Kemenkes:

1. Menguras

Menguras merupakan kegiatan membersihkan/ menguras tempat yang sering menjadi penampungan air seperti bak mandi, kendi, toren air, drum, atau tempat penampungan air lainnya.

Jangan lupa untuk menggosok dinding penampungan sebab telur nyamuk mungkin menempel. Kegiatan ini harus dilakukan setiap hari pada musim hujan atau pancaroba guna memutus siklus hidup nyamuk yang dapat bertahan hingga 6 bulan.

2. Menutup

Menutup adalah kegiatan menutup rapat-rapat tempat penampungan air seperti bak mandi atau drum. Kegiatan ini juga termasuk mengubur barang-barang bekas di dalam tanah agar tidak membuat lingkungan semakin kotor dan berpotensi menjadi sarang nyamuk.

3. Memanfaatkan kembali barang bekas yang bernilai ekonomis

Daur ulang disarankan untuk mengurangi tempat perkembangbiakan nyamuk demam berdarah. Lebih lanjut, yang dimaksud dengan Plus adalah bentuk upaya pencegahan tambahan seperti sebagai berikut:

1. Memelihara ikan pemakan jentik nyamuk.
2. Menggunakan obat anti nyamuk.
3. Memasang kawat kasa pada jendela dan ventilasi.
4. Gotong royong membersihkan lingkungan.
5. Periksa tempat-tempat penampungan air.
6. Meletakkan pakaian bekas pakai dalam wadah tertutup.
7. Memberikan larvasida pada penampungan air yang sudah dikuras.
8. Memperbaiki saluran dan talang air yang tidak lancar.
9. Menanam tanaman pengusir nyamuk.

Sumber : tirto.id
       TERIMA KASIH, SALAM PRAMUKA!!!

Komentar

Postingan Populer